PhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucket
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Kamis, 24 Desember 2009

Keramik (Tanah Liat)

Proses Pembuatan Keramik

Membuat keramik memerlukan teknik-teknik yang khusus dan unik. Hal ini berkaitan dengan sifat tanah liat yang plastis dimana diperlukan ketrampilan tertentu dalam pengolahan maupun penanganannya. Membuat keramik berbeda dengan membuat kerajinan kayu, logam, maupun yang lainnya. Proses membuat keramik adalah rangkaian proses yang panjang yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan kritis. Kritis, karena tahapan ini paling beresiko terhadap kegagalan. Tahapan proses dalam membuat keramik saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Proses awal yang dikerjakan dengan baik, akan menghasilkan produk yang baik juga. Demikian sebaliknya, kesalahan di tahapan awal proses akan mengasilkan produk yang kurang baik juga.
Tahap-tahap membuat keramik
Ada beberapa tahapan proses yang harus dilakukan untuk membuat suatu produk keramik, yaitu:

1. Pengolahan bahan
Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Pengolahan bahan dapat dilakukan dengan metode basah maupun kering, dengan cara manual ataupun masinal. Didalam pengolahan bahan ini ada proses-proses tertentu yang harus dilakukan antara lain pengurangan ukuran butir, penyaringan, pencampuran, pengadukan (mixing), dan pengurangan kadar air. Pengurangan ukuran butir dapat dilakukan dengan penumbukan atau penggilingan dengan ballmill. Penyaringan dimaksudkan untuk memisahkan material dengan ukuran yang tidak seragam. Ukuran butir biasanya menggunakan ukuran mesh. Ukuran yang lazim digunakan adalah 60 – 100 mesh.
Photobucket
Pencampuran dan pengadukan bertujuan untuk mendapatkan campuran bahan yang homogen/seragam. Pengadukan dapat dilakukan dengan cara manual maupun masinal dengan blunger maupun mixer.
Pengurangan kadar air dilakukan pada proses basah, dimana hasil campuran bahan yang berwujud lumpur dilakukan proses lanjutan, yaitu pengentalan untuk mengurangi jumlah air yang terkandung sehingga menjadi badan keramik plastis. Proses ini dapat dilakukan dengan diangin-anginkan diatas meja gips atau dilakukan dengan alat filterpress.
Tahap terakhir adalah pengulian. Pengulian dimaksudkan untuk menghomogenkan massa badan tanah liat dan membebaskan gelembung-gelembung udara yang mungkin terjebak. Massa badan keramik yang telah diuli, disimpan dalam wadah tertutup, kemudian diperam agar didapatkan keplastisan yang maksimal.

2. Pembentukan
Tahap pembentukan adalah tahap mengubah bongkahan badan tanah liat plastis menjadi benda-benda yang dikehendaki.
Membentuk adalah kegiatan seni rupa yang bertujuan
Menghasilkan benda-benda seni atau kerajinan yang berwujud tiga dimensi.

Membuat benda-benda seni dan kerajinan bisa menggunakan beberapa cara, antara lain memahat ( carving) dan membentuk ( membutsir/ modeling ).

Bila bahan yang dipakai adalah bahan yang keras seperti batu, kayu, gips dan sejenisnya, kita menggunakan teknik memahat, dan alat yang dipakai adalah pahat, pisau, kikir dan palu.
Bila bahan yang dipakai untuk membuat karya seni rupa bersifat plastis ( lembek dan mudah dibentuk ), maka kita menggunakan teknik membentuk, dan alat yang dipakai dalam tekinik ini adalah sudip ( butsir ), pisau, tali pemotong, rol penggilas serta pahat pendukung lainnya. Sedangkan bahan yang dapat dipakai dalam teknik ini antara lain tanah liat, plastisin, bubur kertas dan sejenisnya.
Photobucket
Selain bahan baku dan peralatannya, cara kerja membentuk dan memahat juga berbeda. Dalam kegiatan memahat, bahan yang digunakan dikurangi sedikit demi sedikit secara bertahap sehingga nantinya akan memperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan. Sedangkan membentuk adalah menambahkan
Photobucket
sedikit demi sedikit sampai terwujud sesuai dengan yang diinginkan

Bahan dan Alat
Pengetahuan akan bahan dalam membentuk amat penting, karena setiap bahan memiliki sifat tertentu yang mempengaruhi hasil akhir karya yang dibuat. Pengetahuan ini meliputi apa dan bagaimana bahan dan alat tersebut.
TeknikPembuatan
Ada tiga keteknikan utama dalam membentuk benda keramik: pembentukan tangan langsung (handbuilding), teknik putar (throwing), dan teknik cetak (casting).
Pembetukan tangan langsung
Dalam membuat keramik dengan teknik pembentukan tangan langsung, ada beberapa metode yang dikenal selama ini: teknik pijit (pinching), teknik pilin (coiling), dan teknik lempeng (slabbing).
Dalam kegiatan membentuk terdapat bermacam teknik antara lain :

1. Teknik Pijat (piching)
Teknik pijat adalah teknik membentuk dengan menggunakan tangan secara langsung dengan cara dipijat-pijat/ ditekan-tekan sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

2. Teknik Pilin (Coiling)
Dalam teknik pilin sebelum membentuk terlebih dahulu dipilin atau dibentuk menyerupai cacing, selanjutnya pilinan tersebut disusun melingkar sempai tercapai bentuk yang diinginkan.
Photobucket




3. Teknik Slep
Dalam teknik slep, bahan terlebih dahulu dibuat menjadi lempengan dengan ketebalan yang sama. Selanjutnya lempengan tersebut dibentuk sesuai dengan kebutuhan.
Photobucket



4.Teknik Putar
Teknik sering dilakukan pengerajin karena lebih cepat dan lebih sempurna terutama untuk membuat bentuk-bentuk bulat. Untuk mempercepat pekerjaan digunakan alat putar. Pembentukan dengan teknik putar adalah keteknikan yang paling mendasar dan merupakan kekhasan dalam kerajinan keramik. Karena kekhasannya tersebut, sehingga keteknikan ini menjadi semacam icon dalam bidang keramik. Dibandingkan dengan keteknikan yang lain, teknik ini mempunyai tingkat kesulitan yang paling tinggi. Seseorang tidak begitu saja langsung bisa membuat benda keramik begitu mencobanya. Diperlukan waktu yang tidak sebentar untuk melatih jari-jari agar terbentuk ’feeling’ dalam membentuk sebuah benda keramik. Keramik dibentuk diatas sebuah meja dengan kepala putaran yang berputar. Benda yang dapat dibuat dengan keteknikan ini adalah benda-benda yang berbentuk dasar silinder: misalnya piring, mangkok, vas, guci dan lain-lain. Alat utama yang digunakan adalah alat putar (meja putar). Meja putar dapat berupa alat putar manual mapupun alat putar masinal yang digerakkan dengan listrik.
Secara singkat tahap-tahap pembentukan dalam teknik putar adalah: centering (pemusatan), coning (pengerucutan), forming (pembentukan), rising (membuat ketinggian benda), refining the contour (merapikan).
Photobucket




5.Teknik Cetak
Teknik ini biasa digunakan oleh pabrik keramik, pabrik genting dan pabrik beton yang dalam produksinya dilakukan secara missal. Dalam keteknikan ini, produk keramik tidak dibentuk secara langsung dengan tangan; tetapi menggunakan bantuan cetakan/mold yang dibuat dari gipsum. Teknik cetak dapat dilakukan dengan 2 cara: cetak padat dan cetak tuang (slip). Pada teknik cetak padat bahan baku yang digunakan adalah badan tanah liat plastis sedangkan pada teknik cetak tuang bahan yang digunakan berupa badan tanah liat slip/lumpur. Keunggulan dari teknik cetak ini adalah benda yang diproduksi mempunyai bentuk dan ukuran yang sama persis. Berbeda dengan teknik putar atau pembentukan langsung,
Photobucket

Fungsi Membentuk
Ada bermacam-macam benda yang dapat dibuat dan dikembangkan menjadi karya seni rupa nusantara. Benda-benda yang dihasilkan dapat berupa benda fungsional dan benda estetis

1. Membentuk benda Fungsional
Benda fungsional adalah benda-benda yang dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari dan bersifat praktis, misalnya parabot rumah tangga, gerabah, dan lain-lain.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam benbentuk benda-benda fungsional antara lain :
Fungsi
Adalah penggunaan dan fungsi benda tersebut akan dibuat.
Bahan
Setelah dirumuskan fungsi dan kegunaan benda tersebut dibuat, kemudian memilih benda yang akan dipakai. Bahan dapat diperoleh dengan cara membeli atau memanfaatkan benda-benda bekas.
Bentuk
Langkah berikutnya adalah merancang bentuk benda yang akan kita buat, apakah bentuknya geometris, silindris atau bentuk lain.
Keamanan
Benda yang harus dibuat harus benar-benar aman dipakai oleh pemakai.
Kenyamanan
Benda yang dibuat harus nyaman dipakai oleh pemakai, misalnya sendok yang akan kita buat harus sesuai dengan ukuran mulut manusia pada umumnya dan bila kita pegang tidak membuat lelah karena ringan.
Keindahan
Dalam merancang benda pakai tidak semata-mata mempertahankan nilai fungsionalnya saja, tetapi aspek keindahan juga harus mendapat perhatian. Bentuk yang indah dapat menarik perhatian banyak orang sehingga orang tersebut senang dan mempunyai rasa ingin memiliki.

2. Membentuk Benda Estetis
Adalah membuat atau menciptakan sebuah benda yang semata-mata hanya mempertimbangkan nilai-nilai keindahan saja karena benda yang dipakai tidak digunakan untuk kebutuhan praktis sehari-hari.
Proses pembuatan benda estetis lebih menekankan pada unsure keindahan, misalnya keramik, guci, hiasan, dan lain-lain.

3. Pengeringan
Setelah benda keramik selesai dibentuk, maka tahap selanjutnya adalah pengeringan. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk menghilangkan air plastis yang terikat pada badan keramik. Ketika badan keramik plastis dikeringkan akan terjadi 3 proses penting: (1) Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti; (2) Air dalam pori hilang tanpa terjadi susut; dan (3) air yang terserap pada permukaan partikel hilang. Tahap-tahap ini menerangkan mengapa harus dilakukan proses pengeringan secara lambat untuk menghindari retak/cracking terlebih pada tahap 1 (Norton, 1975/1976). Proses yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan penyusutan mendadak.
Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal benda keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan, pengeringan dengan sinar matahari langsung atau mesin pengering dapat dilakukan.

4. Pembakaran
Pembakaran merupakan inti dari pembuatan keramik dimana proses ini mengubah massa yang rapuh menjadi massa yang padat, keras, dan kuat. Pembakaran dilakukan dalam sebuah tungku/furnace suhu tinggi. Ada beberapa parameter yang mempengaruhi hasil pembakaran: suhu sintering/matang, atmosfer tungku dan tentu saja mineral yang terlibat (Magetti, 1982). Selama pembakaran, badan keramik mengalami beberapa reaksi-reaksi penting, hilang/muncul fase-fase mineral, dan hilang berat (weight loss). Secara umum tahap-tahap pembakaran maupun kondisi api furnace dapat dirinci dalam tabel.

Pembakaran biscuit
Pembakaran biskuit merupakan tahap yang sangat penting karena melalui pembakaran ini suatu benda dapat disebut sebagai keramik. Biskuit (bisque) merupakan suatu istilah untuk menyebut benda keramik yang telah dibakar pada kisaran suhu 700 – 1000oC. Pembakaran biskuit sudah cukup membuat suatu benda menjadi kuat, keras, kedap air. Untuk benda-benda keramik berglasir, pembakaran biskuit merupakan tahap awal agar benda yang akan diglasir cukup kuat dan mampu menyerap glasir secara optimal.

5.Pengglasiran
Pengglasiran merupakan tahap yang dilakukan sebelum dilakukan pembakaran glasir. Benda keramik biskuit dilapisi glasir dengan cara dicelup, dituang, disemprot, atau dikuas. Untuk benda-benda kecil-sedang pelapisan glasir dilakukan dengan cara dicelup dan dituang; untuk benda-benda yang besar pelapisan dilakukan dengan penyemprotan. Fungsi glasir pada produk keramik adalah untuk menambah keindahan, supaya lebih kedap air, dan menambahkan efek-efek tertentu sesuai keinginan.
Kesemua proses dalam pembuatan keramik akan menentukan produk yang dihasilkan. Oleh karena itu kecermatan dalam melakukan tahapan demi tahapan sangat diperlukan untuk menghasilkan produk yang memuaskan.
Photobucket

Sabtu, 19 Desember 2009

FAMILY GATHERING

TK ISLAM AL AZHAR 12 CIKARANG
"FAMILY GATHERING, CIKARANG 19-12-2009,
Family Gathering di desain untuk saling mengakrabkan dan saling mengenal sesama keluarga, Acara Family Gathering ini sengaja mengajak selain anggota juga keluarganya dengan maksud memperkenalkan kepada keluarga dan segala jenis kegiatan yang ada, juga saling berkenalan satu dengan yang lain dalam ikatan kekeluargaan di TK Islam Al Azhar 12 Cikarang. Pada kesempatan itu banyak sekali penampilan lomba keluarga. Kegiatan yang berlangsung seru, banyak perlombaan yang membuat suasana menjadi semakin akrab serta diberi kesempatan juga kepada keluarga untuk menyampaikan komentar dan semua yang dapat diungkapkan berkenaan dengan Ayah/Suaminya yang bergabung di TK Islam Al Azhar 12 Cikarang.
Dan yang paling seru lagi setiap keluarga mengikuti lomba kreativitas dari tanah liat. Setiap Keluarga wajib membentuk dari tanah liat yang di datang kan dari Plered-Purwakarta. Photobucket
Yang paling penting dan tidak saya bayangkan adalah bahwa anak-anak menyukai sekali dalam membuat bentuk-bentuk yang mereka senangi, bahkan ide dari ma2h dan ayah nya tetap mereka hasikan bersama. Dari acara tersebut yang paling membuat saya bahagia adalah melihat anak-anak antusias membantu, memberi semangat kepada keluarga nya, mereka senang berkumpul dan bermain. Terima kasih pada Pihak Sekolah, Kepala Sekolah dan Guru-guru atas terlaksana nya kegiatan ini...

Photobucket Photobucket

Saat Penjurian Hasil Karya
Photobucket Photobucket

Photobucket Photobucket

Photobucket Photobucket

Photobucket

Kamis, 17 Desember 2009

Ekskul Lukis SD

Ekstrakulikuler Seni Lukis
PhotobucketPhotobucket
Pengembangan potensi anak-anak dan kreativitas tidak hanya dapat dilakukan di dalam ruang kelas saat proses belajar mengajar dilakukan. Pengembangan kreativitas anak juga dapat dilakukan di luar kelas dengan penggalian minat dan bakat anak-anak terhadap suatu bidang ketrampilan tertentu.
Salah satu bidang pengembangan potensi dan kreativitas anak adalah melalui seni lukis. Hal ini dilakukan karena melalui seni lukis, anak-anak tidak hanya belajar mengembangkan kreativitas, namun juga bisa belajar mengungkapkan perasaan dan pikiran yang dimiliki dalam sebuah lukisan.
Keberadaan ekstrakulikuler seni lukis di SDI Al Azhar 12 Cikarang diharapkan bisa menggali potensi siswa/siswi dalam bidang seni lukis dan mengasah siswa/siswi menuangkan perasaan dan pikiran dalam lukisan. Bahkan, siswa/siswi akan diajak untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitarnya dan kondisi masyarakat yang ada saat ini untuk kemudian dituangkan dalam sebuah lukisan.

Ekstrakulikuler seni lukis merupakan ekstrakulikuler yang wajib diikuti siswa/siswi kelas I-V. Ekstrakulikuler ini diwajibkan bagi semua siswa SDI Al Azhar 12 Cikarang dengan tujuan anak-anak bisa mengekspresikan diri mereka melalui sebuah karya lukisan.
Materi yang diberikan dalam ekstrakulikuler seni lukis meliputi materi teori dan praktik. Siswa/siswi tidak hanya diminta untuk belajar melukis, namun juga menggambar ataupun memilih warna yang tepat untuk dituangkan dalam karya lukisan. Bahkan, siswa/siswi juga diminta mengenal ciri-ciri khusus warna sehingga karya yang dihasilkan akan lebih sempurna.
Ekstrakulikuler yang dibimbing Abd.Rahman, SPd ini telah menorehkan sejumlah prestasi di antaranya Lomba Lukis ajang kreativitas tingkat Provinsi, cover kalender Se Al Azhar tahun 2005 atas nama siswi Intania Kanina’ dan Lomba Ketrampilan membuat kapal laut atas nama siswa Resyad Ghifari. Selain itu, juga Juara I tingkat kabupaten bekasi atas nama siswi Intania Kanina.

Photobucket

Photobucket

Seni Rupa SD dan SMP

Pembelajaran Seni Rupa pada pendidikan Dasar dan Menengah

Photobucket Photobucket

Seni rupa merupakan hasil interpretasi dan tanggapan pengalaman manusia dalam bentuk visual dan rabaan. Seni rupa berperanan dalam memenuhi tujuan-tujuan tertentu dalam kehidupan manusia maupun semata-mata memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan (indah, unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.
Seni rupa dapat dibedakan menjadi seni rupa murni, seni kriya, dan desain. Jenis-jenis seni rupa ini menunjukkan proses pembuatan dan bentuk karya yang dihasilkan, serta nama pembuatnya, yaitu seniman, kriyawan, dan desainer. Seni murni menekankan pada ungkapan pikiran dan perasaan, meliputi seni lukis, seni patung, dan seni grafis. Seni kriya menekankan pada keterampilan teknik pembuatan karya, dengan hasil berupa karya kriya fungsional dan nonfungsional. Seni kriya menggunakan berbagai teknik dan media tertentu, misalnya kriya kayu, kriya logam, dan kriya tekstil. Desain menunjukkan proses pembuatan karya yang maksud dan tujuannya telah ditentukan lebih dahulu. Karya desain merupakan rancangan gambar, benda, atau lingkungan yang didasarkan pada persyaratan-persyaratan tertentu. Seniman atau kriawan dapat bekerja secara mandiri, sedangkan desainerbekerja untuk keperluan klien.

Pembelajaran seni rupa di sekolah mengembangkan kemampuan siswa dalam berkarya seni yang bersifat visual dan rabaan. Pembelajaran seni rupa memberikan kemampuan bagi siswa untuk memahami dan memperoleh kepuasan dalam menanggapi karya seni rupa ciptaan siswa sendiri maupun karya seni rupa ciptaan orang lain.
Melalui pengalaman berkarya, siswa memperoleh pemahaman tentang berbagai penggunaan media, baik media untuk seni rupa dwimatra maupun seni rupa trimatra. Dalam berkarya seni rupa, siswa belajar menggunakan berbagai teknik tradisional dan modern untuk mengeksploitasi sifat-sifat dan potensi estetik media. Melalui seni rupa, siswa belajar berkomunikasi melalui gambar dan bentuk, serta mengembangkan rasa kebanggaan dalam menciptakan ungkapan pikiran dan perasaannya.
Dalam pembelajaran seni rupa, peranan seni murni, kriya, maupun desain bersifat saling melengkapi dan saling berkaitan. Pembelajaran seni rupa dapat dilakukan dengan pendekatan studio, misalnya studio seni lukis, seni patung, seni grafis, dan kriya. Pembelajaran seni rupa dapat juga dipisahkan menjadi kegiatan pembelajaran seni rupa murni, kriya, dan desain.
Materi pokok seni rupa meliputi aspek apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Apresiasi seni rupa berarti mengenal, memahami, dan memberikan penghargaan atau tanggapan estetis (respons estetis) terhadap karya seni rupa. Materi apresiasi seni pada dasarnya adalah pengenalan tentang konsep atau makna, bentuk, dan fungsi seni rupa. Apresiasi seni rupa dapat mencakup materi yang lebih luas, yaitu pengenalan seni rupa dalam konteks berbagai kebudayaan.
Materi pelajaran apresiasi seni pada pendidikan Dasar dan Menengah meliputi pengenalan terhadap budaya lokal, budaya daerah lain, dan budaya mancanegara, baik yang bercorak primitif, tradisional, klasik, moderen, maupun kontemporer. Selain pengenalan bentuk-bentuk seni rupa, materi apresiasi juga meliputi pengenalan tentang latar belakang sosial, budaya, dan sejarah di mana karya seni rupa dihasilkan serta makna-makna dan nilai-nilai pada seni rupa tersebut.
Pembahasan konsep seni rupa meliputi struktur bentuk dan ungkapan (ekspresi) dalam seni murni dan hubungan bentuk, fungsi, dan elemen estetik dalam seni rupa terapan. Pembahasan tentang media seni rupa meliptui ciri-ciri media, proses, dan teknik pembuatan karya seni rupa. Selain itu, apresiasi seni juga perlu memberikan pemahaman hubungan antara seni rupa dengan bentuk-bentuk seni yang lain, bidang-bidang studi yang lain, serta keberadaan seni rupa, kerajinan, dan desain sebagai bidang profesi.
Berkarya seni rupa pada dasarnya adalah proses membentuk gagasan dan mengolah media seni rupa untuk mewujudkan bentuk-bentuk atau gambaran-gambaran yang baru. Untuk membentuk gagasan, siswa perlu dilibatkan dalam berbagai pendekatan seperti menggambar, mengobservasi, mencatat, membuat sketsa, bereskperimen, dan menyelidiki gambar-gambar atau bentuk-bentuk lainnya. Selain itu, siswa juga perlu dilibatkan dalam proses pengamatan terhadap masalah pribadi, realitas sosial, tema-tema universal, fantasi, dan imajinasi.
Photobucket Photobucket

Mengolah media pada dasarnya adalah menggunakan bahan dan alat untuk menyusun unsur-unsur visual seperti garis, bidang, warna, tekstur, dan bentuk. Dalam mengolah media, siswa perlu diperkenalkan dengan teknik penggunaan berbagai bahan, dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan maupun kelebihan-kelebihannya. Dalam menyusun bentuk, siswa perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan bentuk sehingga menjadi gaya yang bersifat pribadi.
Dalam kritik seni, siswa dilibatkan dalam pembahasan karya sendiri maupun karya teman atau orang lain. Pembahasan karya seni rupa di sini merupakan proses analisis kritis, meliputi deskripsi, analisis, interpretasi, dan penilaian. Unsur yang dianalisis adalah gaya, teknik, tema, dan komposisi karya seni rupa. Melalui kegiatan ini, siswa dapat mengasah keterampilan pengamatan visualnya.
Pembelajaran kritik seni rupa memberikan pengenalan dan latihan menggunakan bahasa dan terminologi seni rupa untuk mendeskripsikan dan memberikan tanggapan terhadap karya seni rupa. Tanggapan ini berkaitan dengan sifat-sifat sensoris karya seni rupa, seperti aspek-aspek taktil (rabaan), spasial (keruangan), dan kinestetik (gerak). Pembelajaran kritik seni juga melatih kemampuan untuk memahami makna-makna yang disampaikan melalui simbol-simbol visual, bentuk-bentuk, dan metafora.
Selain berkarya seni rupa, materi pokok seni rupa juga mencakup penyajian karya seni rupa. Materi penyajian karya seni meliputi penyajian secara lisan di kelas dan pameran di lingkungan kelas, sekolah, bahkan juga di masyarakat. Materi pokok pameran adalah seleksi, pemajangan karya, dan publikasi. Materi pameran juga mencakup kegiatan pengorganisasian pameran, meliputi perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi pameran. ( sumber modul UT )

Photobucket Photobucket


Photobucket

SELAMAT TAHUN BARU ISLAM
01 MUHARRAM 1431 H


Rabu, 09 Desember 2009

SENI RUPA TK

Perencanaan Pembelajaran Seni Rupa di Taman Kanak-Kanak

PhotobucketPhotobucket

Sebagai guru Taman Kanak-kanak Anda penting memperhatikan bahwa bagi anak-anak TK bukan hasil karya yang diutamakan namun pengalaman belajar yang menyenangkan dan kaya eksplorasi yang dibutuhkan anak.

1. Pengalaman ini akan menimbulkan kesan yang mendalam dan memberikan kesenangan, kepuasan dan kenyamanan. Hal ini dimungkinkan karena program kegiatan seni bersifat fleksibel.
2. Rasa percaya diri adalah faktor utama dalam mencapai kesenangan dan kesuksesan dalam pengalaman seni anak.
3. Berbagai stimulus yang dapat diberikan untuk anak-anak balita agar mereka termotivasi berkreasi seni antara lain: menyediakan material seni yang mudah dikuasai, menyediakan ruang yang nyaman untuk berkarya, dan memberi kebebasan anak untuk mengeksplorasi materi seni sesuai keinginannya.
4. Tema yang disenangi anak-anak TK dalam berkarya seni rupa biasanya bersumber dari realitas dunia anak, misalnya anggota keluarga, lingkungan bermain, alat permainan, hewan peliharaan atau kesayangan, dongeng yang diceritakan guru, sirkus, kebun binatang, kolam renang, taman bermain dan sebagainya.
5. Suatu pengkajian terhadap gambar anak menunjukkan hasil bahwa gambar anak dapat diklasifikasi dalam 4 kategori yakni:
a. Gambar spontan: yakni gambar yang dibuat atas inisiatif anak sendiri sebagai suatu kegiatan bermain.
b. Gambar bebas atau sukarela: yakni gambar yang dibuat atas permintaan guru atau orang tua atau teman namun tema dan objek gambar dipilih sendiri oleh anak.
c. Gambar terarah: yakni gambar yang tema/topiknya sudah diarahkan.
d. Menyalin gambar atau melengkapi gambar: yakni gambar yang telah disiapkan contohnya dalam format Lembar Kerja Siswa.
6. Situasi/kondisi yang dapat memotivasi anak dalam berkarya dapat dilakukan melalui bermacam-macam metode pembinaan, antara lain: Metode pembinaan ekspresi, metode pembinaan kreativitas, metode pembinaan sensitivitas.
7. Pembinaan ekspresi merupakan pembinaan proses pengungkapan perasaan termasuk ungkapan jiwa. Pembinaan ekspresi meliputi dua hal:
a. Memberikan rangsangan kepada anak untuk mengaktifkan pengungkapan jiwa dengan cara:
1. Pendekatan langsung pada alam dan peristiwa-peristiwa di luar kelas, misalnya: mengenal proporsi, bayangan, mengenal bermacam-macam aroma, tekstur.
2. Pembangkitan minat berdasarkan pengalaman anak.
b. Melatih keberanian, spontanitas dan keterampilan menggunakan bermacam-macam media ungkap, sebagai saran mengekspresikan perasaan jiwa, dengan cara:
1. Eksplorasi: kegiatan menjelajah, mencoba-coba ide atau material lain.
2. Eksperimen: kegiatan menemukan hal-hal baru yang didapat dalam proses mencoba berbagai media ungkap.
8. Pembinaan kreativitas, bisa diartikan dengan kemampuan mencipta, menanggapi persoalan, memiliki keaslian serta memiliki kemampuan berpikir secara menyeluruh.
9. Pembinaan sensitivitas berarti kepekaan rangsangan dari luar yang diserap melalui pancaindra.

Cara membina sensitivitas dapat ditempuh melalui:
a. Latihan melihat/mengamati sesuatu, misalnya mengamati macam bentuk, warna, tekstur, kemudian diserap oleh anak-anak sehingga menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan.
b. Latihan meresponss pengalaman sensori, misalnya mengenali karakter macam-macam tekstur dengan meraba permukaan sesuatu benda.
c. Mempelajari, menganalisis susunan sesuatu, misalnya: mula-mula anak mengamati susunan benda (objek) kemudian diteruskan dengan menganalisis kondisi, karakter objek, selanjutnya dicoba mengungkapkan hasil pengamatan itu.
10. Metode pembinaan keterampilan. Keterampilan di sini meliputi segala macam teknik penggunaan serta pengenalan alat-alat atau media ungkap seni rupa.
11. Apresiasi seni adalah kesadaran akan nilai-nilai seni. Kesadaran ini meliputi pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk menghargai karya seni.

Proses Penciptaan Karya Seni Rupa di Taman Kanak-kanak
1. Dalam proses penciptaan karya seni rupa di Taman Kanak-kanak ada 4 kategori sebagai berikut.
a. Mengamati (seeing), yang memberi kesempatan/peluang untuk mengembangkan kepekaan persepsi (perceptual awareness) melalui kegiatan mengembangkan kemampuan pengamatan kritis.
b. Merasakan (feeling), yang memberi peluang untuk mengembangkan “respons estetis” (Aesthetic awareness) melalui kegiatan apresiasi dan pengembangan kepekaan penilaian estetis.
c. Berpikir (thinking), yang memberi peluang untuk mengembangkan “kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi”, melalui evaluasi objektif dan diskriminasi/perbedaan personal.
d. Melakukan (doing), yang memberikan peluang untuk mengembangkan keterampilan (skills) “memanipulasi alat dan media” dalam menghadirkan “visual - form” (bentuk-bentuk visual) yang merupakan ungkapan emosi, gagasan dan perasaan.
2. Proses penciptaan karya seni rupa melalui berpikir (thinking), bisa diartikan dengan kemampuan mengevaluasi dan mengapresiasi.
a. Menggambar adalah media yang paling ekspresif, yang dengan langsung dapat mengungkapkan gagasan serta ide dari dalam diri seorang anak secara bebas.
b. Dalam membuat lukisan dengan jari hal utama yang perlu diperhatikan adalah penggunaan cat yang khusus. dalam hal ini Anda dapat membeli cat-jari atau membuatnya sendiri.
c. Sebelum membuat lukisan dengan jari, sebaiknya kertas dibasahi terlebih dahulu, agar cat dapat mengalir dengan baik.
d. Alat lain yang dapat dilakukan untuk anak TK dalam membuat gambar yaitu dengan sedotan, yang berguna sebagai pengganti kuas.
e. Konstruksi dibangun dengan merekatkan batang-batang ice cream yang disusun tumpang tindih.
f. Persilangan susunan batang-batang ice cream membangun dimensi bidang yang berirama gerak ke segala arah. Hal ini dapat melatih anak dalam mengenal makna hubungan, gerak, irama, dan bidang.

Rancangan Pembelajaran Seni di TK
Pengembangan kurikulum Nasional Pendidikan Seni di TK berdasarkan (1) Kompetensi dasar, (2) Konsep pembelajaran terpadu dengan kompetensi lintas kurikulum.
Pembelajaran terpadu seni di TK dapat dilakukan dalam beberapa model, keterpaduan belajar antarbidang seni dengan melihat keterpaduan bidang kemampuan yang satu dengan yang lain.
Dalam proses pembelajaran seni TK diusahakan agar anak memperoleh beragam pengalaman baik dalam bidang seni maupun bukan bidang seni.

Evaluasi Pembelajaran Seni
Evakuasi pendidikan seni meliputi aspek: intelektual, perseptual, emosional, sosial, fisik, kreativitas dan estetika.
Penilaian diperoleh melalui: catatan harian, wawancara dengan anak dan orang yang dekat dengan anak (orang tua atau pengasuh) dan portofolio. Laporan hasil penilaian berbentuk uraian.

Apresiasi Seni di TK
Apresiasi seni adalah kesadaran terhadap nilai-nilai seni dan budaya. Apresiasi berarti pula penghargaan terhadap sesuatu, dalam hal ini penghargaan terhadap pelaku seni dan karya seni. Apresiasi seni harus ditumbuhkan dan dikembangkan pada anak.
Cara menumbuhkan apresiasi
1. Seni musik: mendengarkan, bereksplorasi, bermain musik dan bernyanyi.
2. Seni tari : mendengar, melihat, melihat dan mendengarkan, bereksplorasi dan menari.
3. Seni rupa : melihat, eksplorasi, membuat/mencipta.

Pada waktu menonton pagelaran musik dan tari serta pameran seni rupa diperlukan mematuhi tata tertib. Tata tertib perlu ditanamkan pada anak dengan beberapa cara, antara lain:
1. memberikan pengertian agar tidak mengganggu pagelaran;
2. berbisik di telinga anak apabila ingin menyampaikan pesan, demikian sebaliknya;
3. menyiapkan diri anak sebelum pagelaran dimulai agar menonton dengan perut terisi.

Kesadaran estetik seni adalah muara pendidikan seni yang dapat ditumbuhkan sejak usia dini sesuai dengan perkembangan anak, antara lain melalui apresiasi seni. Kesadaran estetika seni dipengaruhi faktor budaya, sosial ekonomi, pengaruh media masa, dan kemampuan berpikir fleksibel.
Sumber buku Metode Pengembangan Seni Karya Pekerti, Widia dkk.

Photobucket

Sabtu, 05 Desember 2009

Kaligrafi Kulit Telur

CARA PEMBUATAN KALIGRAFI KULIT TELUR
Bahan:
1.Limbah Kulit Telur
2.Lem Kayu
3.Kavas atau Triplek
4.Semen Putih
5.Pilox Clear

Alat:
1.Cutter atau Kafe
2.Kuas untuk lem
3.Pensil
4.Rakel Bekas Sendal
5.Cat apa saja

Photobucket

Proses
1.Ambil limbah kulit telur, baik dari dapur sendiri atau dari pedagang martabak,
pedagang nasi goreng.
2.Rendam dan bersih kan kulit ari telur tersebut sampai terkelupas, kulit ari ada didalam yang warna nya putih.
3.Kering kan beberapa menit boleh dari satu jam,sebaik nya jangan di tempat panas.
4.Buat sketsa Kaligrafi dengan pesil atau kapur pada media kanvas atau triplek.
5.Tempel kan kulit telur yang sudah kering tadi dengan lem putih, lem kayu.
6.Tekan sampai menempel pada permukaan media tersebut.
7.Jika melebihi dari sketsa bisa di potong mengguakan kafe atau cutter.
8.Kering kan karya yang sudah di templel kulit telur tadi.kira-kira 3 jam-an.
9.Nat yang masih kosong diantara kulit telur bisa di kasih semen putih.Menggunakan
rakel dari sandal bekas.
10.Semprot dengan pernis atau pilox clear agar semen putih lebih mengikat degan kuat.
11.Amplas agar mudah untuk di warnai.
12.Warnai sesuai selera anda.
13.Pernis kembali agar tahan lama.
14.Jangan lupa di frame/bingkai.
Kulit telur bisa menempel di media apa saja,termasuk permukaa yang licin karena kulit telur terbetuk dari butiran kapur.

Silakan mencoba....

Photobucket
Qur'an Surat Al Ashr:1-3
Photobucket

Photobucket

Kamis, 26 November 2009

KARYA KU, KALIGRAFI KULIT TELUR

Karya Kaligrafi Kulit Telur Dengan Eksperimen Warna
Photobucket Photobucket


Photobucket Photobucket

Photobucket

Foto Kegiatan

Foto Profile
Photobucket
Photobucket
Photobucket

Pameran Karya
Photobucket Photobucket

Dekorasi Masjid
Photobucket Photobucket

Related Posts with Thumbnails
 
layout made by Rindi Khoirusiffa - Paper Templates