PhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucketPhotobucket
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 27 Februari 2010

Try Out UASB dan PORSAINA SMPI Al Azhar 4 Kemandoran


Para Pemenang Lomba dalam acara Try out dan Porsaina SMPI A 4

Kategori Melukis Tema Lingkungan SMPI A 4 , Peringkat:
1. Nisrina (SD Islam Al Chasanah)
2. Aini Rahmamaulida (SDI Al Azharb5 Kemandoran)
3. Bahir Achmad Al Fakher (SDI Terpadu Darul Athfal)


Kategori Lomba Pidato,Peringkat:
1.Nur aini ( SD al Islamiyah 02 Petang)
2.Elsa Anisa Azzahra (SDI Terpadu Darul Athfal)
3.Mega (SDN Kebun Jeruk 12 Pagi)

Kategori Lomba Speech Contest
1.Christina Maharani (SDI Darul Athfal)

2.Wina Salsabila (SDN Kebun Jeruk 11 Pagi)
3.Almira Diaz (SDN Kebun Jeruk 11 Pagi)

Kategori Lomba Komputer -Paint Brush
1.Tasya Andari Putri (SDI Al Azhar 5 Kemandoran)
2.Azizah Rahma (SDN Kebun Jeruk 11 Pagi)
3.Avie Rushina (SDI Terpadu Darul athfal)

Kategori Lomba Try Out UASB
1.Andi Muhammad Syahrul (SDN Grogol Selatan 01 Pagi)
Dengan jumlah nilai 8,33
2. Hisham Lazuardi (SDN Percontohan Kebun Jeruk 11 Pagi)

Dengan jumlah nilai 8,33
3.Ibrahim Farha Hanif (SDI Al Azhar 5 Kemandoran)
Dengan jumlah nilai 7,83
4.Fadhillah Faiz Ulwan (SDN Kebun Jeruk 11 Pagi) Juara Harapan I
Dengan jumlah nilai 7,67
5.Nisrina Nurul (SDI Al Chasanah) Juara Harapan II
Dengan jumlah nilai 7,50

Olahraga FUTSAL


Sabtu, 13 Februari 2010

Praktek Grafitti SMPI Al Azhar 16 Cikarang


Oleh Abd.Rahman

Nah yang ini Murid langsung Praktek Grafitti untuk menghias sekolah, tapi ingat jangan asal corat-cotret nanti hasil nya bisa jelek dan seperti gedung kosong..Agar hasil nya bagus dan menarik, Murid dibuat kelompok 1-4 orang murid dengan desain yang berbeda, alat dan bahan pun harus disediakan perkelompok..mereka dengan senang mengekspresikan karya dengan pilok dan cat..bahkan mereka mengerjakan sampai sore menjelang malam, tapi ingat pengerjaanya harus di pantau GURU agar tidak sembarangan corat-coret nya. Kebetulan waktu itu kos Pak Rahman dekat dengan sekolah, dan Pak Rahman waktu itu belum di sibukkan oleh keluarga..makanya bisa memantau murid-murid yang mengerjakan GRAFITTI. Murid SMPI 16 Cikarang Waktu itu juga masih sedikit karena Pak Rahman membantu mengajar SENI di SMP sebenarnya waktu itu tugas utama mengajar di SDI Al azhar 12 Cikarang.

Jumat, 12 Februari 2010

Grafitti

Mau buat Grafitti secara on line...Baca dulu ne postingan ku...agar kamu bisa buat karya atau tulisan indah ala Grafiti yang kamu ingini..Grafitti tidak selau di dinding..di web on line juga bisa..kamu bisa tulis nama kamu..sekolah kamu..grup atau kelompok pencak silat..bahkan time futsal atau pun basket..warna dan model huruf bisa kita buat semua kita.O ya kira-kira kamu ngerti ga tentang Grafitti...hayo...
Grafiti (grafitty atau grafitti) adalah kegiatan seni rupa yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk dan volume untuk menuliskan kalimat tertentu di atas dinding. Alat yang digunakan biasanya cat semprot kaleng atau pilok.
Orang yang membuat graffiti disebut “BOMBER”… Seni Graffiti atau seni corat-coret bukanlah fenomena baru di masyarakat. Awalnya, seni ini digunakan sebagai salah satu bentuk bentuk protes kepada dunia politik atau apapun lewat coretan di tembok pinggir jalan. Namun, dalam perkembangannya aksi ini malah berubah fungsi menjadi seni.
Nah kalo da ngerti yuk... kita coba membuat Grafitti nama atau tulisan secara langung atau on line di web...
ini sebagian hasil dari karya on line lewat web
Contoh Tulisan ABD








Contoh Tulisan RAHMAN











Contoh beberapa tulisan SASUKE



















Mau tau cara buat on line..kamu klik langsung links teman-teman yag ada disebelah kanan berjalan keatas dengan bacaan GRAFITTI...setelah masuk ke web silakan kamu pilih model tulisan yang kamu ingini, contoh
















nah karya jadi nya kaya gini






kalao yang ini karya BOMBER yang da ngetop









Silahkan mencoba...kalau lom bisa juga jangan lupa bertanya kesini...

Selasa, 09 Februari 2010

Karya Desain Sablon Murid SMPI 4 Kemandoran


Karya Fadel Desain Sablon Kelas 8A

Karya Desain Sablon Kelas 8 B




Karya Vicky Desain Sablon Kelas 8C



Karya Mabrur Desain Sablon Kelas 8D

Nanti saya akan tampilkan hasil dari Sablon KAOS masing-masing kelas saat praktek..Desain ini di buat untuk satu warna, karena waktu utuk belajar 2 jam sedangkan jumlah murid 30-an.sehingga cukup untuk setiap murid melakukan praktek sendiri-sediri.Sedangkan untuk Kaos murid membawa sendiri.

Senin, 08 Februari 2010

Peralatan Sablon


1. Film Sablon.

Dikatakan model gambar/desain/tulisan yang bakal kita tuangkan dalam obyek sablon kaos, kertas, plastik, karton, dsb.

Film ini dibikin melalui desain komputer yang diprint menggunakan tinta laser atau kalau tidak ada bisa menggunakan tinta printer biasa, tetapi hasilnya kurang bagus/tajam. Desain sablon biasanya dibuat dengan Correl ataupun Adobe Photoshop.

2. Screen (baca: skrin)

Dipakai untuk mengantarkan tinta sablon ke obyek sablon. Bentuknya balok yang disusun persegi empat kemudian dipasang kain khusus.

Ukurannya bermacam-macam, misalnya ada screen yang berukuran 30×40cm, 20×30 cm, sampai ada screen yang berukuran “raksasa” yang biasa dipakai untuk membuat spanduk.

3. Rakel.

Gunanya untuk mengkuaskan tinta sablon yang ada di Screen agar tercipta gambar di obyek sablon. Bahannya dari karet yang diberi pegangan kayu memanjang.

4. Tinta sablon.

Bermacam-macam jenis dan nama tinta bergantung dari sablonan apa yang mo kita bikin. Tinta yang buat sablon kos aja ada banyak macamnya. Ada juga tinta sablon kaos yang bisa bikin timbul setelah kita setrika.

5. Cairan-cairan pencampur.

Yang ini gunanya buat mencampurkan tinta agar sesuai dengan tingkat kekentalan and warnanya. Bisa cairan M3, M3 Super, tinner, minyak tanah, dan lain sebagainya.

6. Meja sablon.

Digunakan untuk meletakkan obyek sablonan. Meja sablon ni terbuat dari rangka besi ato kayu. Di bagian atas ada kaca transparan yang di bawahnya diletakkan lampu neon agar bisa terlihat lebih jelas saat menyablon. atau kalau tidak ada bisa menggunakan papan yang dipotong persegi

7. Hair dryer.

Berguna untuk mengeringkan sablonan setelah disablon.

8. Lampu Neon

Diletakkan di bawah kaca meja sablon yang ditempel dengan rangka besi ataupun kayu.

9. Tempat penjemuran.

Ini bisa berupa kayu panjang berukuran 1,5 meter untuk tempat menjemur kaos yang sudah disablon agar cepat kering. Jumlahnya tergantung banyaknya kaos yang disablon. Peran sinar matahari terik sangat dibutuhkan agar proses pengeringan lebih cepat.

10. Beberapa peralatan pendukung.

Beberapa peralatan pendukung lainnya tergantung dari masing-masing kita yang dimaksudkan agar proses penyablonan lebih cepat dan mudah.



Sumber: http://kaos-polos.com

SABLON


Salah satu teknik cetak yang sangat sederhana, tanpa memerlukan investasi yang tinggi. Teknik ini banyak diterapkan dalam berbagai sektor kehidupan manusia. Walaupun dalam realisasinya bahwa teknik cetak sablon hanya bagian dari wirausaha perumahan (home industry), tetapi teknik ini masih sangat signifikan untuk terus dapat dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan dengan adanya perkembangan teknologi dalam industri, teknik cetak sablon saat ini telah dikembangkan dengan menggunakan komputer dalam hal pembentukan gambarnya pada screen (computer to screen/CtS). Disisi lain bahwa proses cetak sablon juga sudah merambah ke berbagai industri seperti : industri keramik, elektronik, packaging, tekstil, garmen, dan industri umum.Hal ini sangat terasa, karena seluruh sentra-sentra kehidupan masyarakat hampir tidak lepas dari adanya pemanfaatan teknik cetak ini.

SEJARAH CETAK SABLON
Cetak sablon merupakan bagian dari teknik cetak yang dikembangkan
oleh Yuzenzai Miyasaki pada tahun 1654-1736 dan Zikukeo Hirose pada tahun 1822-1890
berkebangsaan Jepang. Pada awalnya cetak sablon dikembangkan untuk pencetakan kimono
yang merupakan pakaian khas Jepang, dimana bila kimono ditulis dengan tangan menjadi
sangat mahal harganya. Selanjutnya cetak sablon berkembang hingga ke daratan Eropa
pada tahun 1851-1862 dan kemudian pada tahun 1868 Joseph Swan mendirikan atau menemukan produk autotype.
Pada tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang berkebangsaan Inggris mendapatkan hak patentnya untuk teknik cetak sablon. Setelah itu cetak sablon berkembang ke Amerika Serikat sehingga pada tahun 1924 pertama kalinya proses cetak sablon dilakukan di atas bahan tekstil dan kemudian pada tahun 1946 MC Kornick dan Penney menemukan mesin cetak sablon.

PENGERTIAN CETAK SABLON
Cetak sablon merupakan proses stensil untuk memindahkan suatu citra ke atas berbagai jenis media atau bahan cetak seperti : kertas, kayu, metal, kaca, kain, plastik, kulit, dan lain-lain. Wujud yang paling sederhana dari stensil terbuat dari bahan kertas atau logam yang dilubangi untuk mereproduksi atau menghasilkan kembali gambar maupun hasil dari suatu rancangan desain. Stensil tersebut selanjutnya merupakan gambaran negatif dari gambar asli atau original dimana detail-detail gambar yang direproduksi memiliki tingkat keterbatasan terutama bila mereproduksi detail-detail yang halus. Pada teknik cetak sablon acuan yang berupa stensil dapat juga melalui tahapan fotografi, yang pada umumnya dikenal dengan istilah film hand cut.Film photographi dan emulsi stensil direkatkan ke atas alat penyaring (screen) yang dibentangkan pada sebuah bingkai yang terbuat dari bahan kayu maupun logam yang berfungsi sebagai pemegang bagian dari suatu desain, dan harus mampu menahan bagian yang digunakan selama proses penyablonan berlangsung. Adakalanya para perancang grafis melakukan tahapan desain secara langsung pada permukaan alat penyaring dengan bahan yang disebut “tusche” dan kemudian menutup eseluruhan sablonan dengan lem. Tusche selanjutnya dicuci dengan bahan pelarut agar diperoleh bagian yang dapat mengalirkan tinta pada permukaan alat penyaring.
Pada awal abad ke 20 proses pelaksanaan cetak sablon mulai menggunakan kain/screen yang terbuat dari bahan sutera yang semula dipergunakan untuk menyaring tepung. Dari sinilah maka istilah cetak sablon dikenal dengan sebutan “silk screen printing” yang digunakan pada tahapan proses cetak. Karena sutera harganya cukup mahal, serta memiliki kekuatan yang kurang baik, serta secara dimensional kurang stabil, maka kemudian diganti dengan bahan yang terbuat dari nilon dan selanjutnya dengan poliester. Sedangkan untuk keperluan cetak, alat-alat atau benda-benda elektronik dipergunakan kain (screen) yang terbuat dari bahan stainless steel/logam.
Serat kain dibuat/dianyam/dirajut menurut standar dan diproduksi dengan berbagai ukuran tergantung dari tingkat ketebalan serat benang yang akan menghasilkan tingkat kerapatan anyaman.

Kain Saring/Monil
Pada proses cetak sablon “kain” atau screen
mempunyai peranan yang amat penting, bahkan dapat dikatakan sebagai faktor penentu
tingkat kwalitas dari proses cetak yang dihasilkan. Kain sablon dipergunakan sebagai
sarana untuk memegang gambar yang terdapat pada permukaan kain (screen).
Dewasa ini kain atau screen lebih banyak terbuat dari serat sintetis jenis tunggal (mono filamen).
Berbagai jenis serat kain yang dapat dipergunakan untuk proses cetak sablon diantaranya adalah :
1. nilon.
2. polyester,terdiri atas :
a. metalissed polyester/polyester logam.
b. antistatic polyester/polyester antistatis.
c. calendered polyester/polyester termampatkan.
3. stainless steel.

Karakteristik serat kain (screen).

1. Nilon.

Untuk semua kebutuhan cetak sablon tersedia pilihan yang secara luas,hanya saja
berupa serat benang tunggal.

Keunggulan dari serat benang nilon :

a. Memiliki daya rentang dan daya gosok yang baik.
b. Ideal untuk tahapan pencetakan di atas bahan cetak yang permukaanya tidak rata.
c. Memiliki daya alir tinta yang baik, dan punya daya rekat yang sempurna untuk
semua jenis emulsi(stensil foto).

Kelemahannya :

a. Peka terhadap kondisi cuaca/temperatur dan kelembaban udara.
b. Tidak sesuai untuk jenis-jenis pekerjaan yang memerlukan ketepatan yang tinggi (register).


KETEBALAN KAIN/SCREEN

Serat kain yang terbuat dari nilon atau polyester tersedia dalam beberapa derajat ketebalan yakni:
tipe Small (S), tipe Medium (M), tipe Thick (T) dan Heavy Duty (HD). Serat benang dengan tipe S
serat benangnya tipis, cocok untuk pekerjaan nada lengkap (halftone), dan gambar seni (artis/seni).
Serat benang dengan tipe M serat benang yang memiliki ukuran medium, cocok untuk pekerjaan nada
lengkap yang kasar. Serat benang dengan tipe T serat benangnya tebal, cocok untuk segala jenis
pekerjaan pada teknik cetak sablon. Sedangkan serat benang dengan tipe HD, serat benang
dengan ekstra tebal cocok untuk pekerjaan yang dilakukan
secara masinal (cetak menggunakan mesin), cetak blok dan jenis-jenis pekerjaan kasar.


WARNA KAIN/SCREEN

Kain (screen) pada umumnya berwarna putih.
Tapi seringkali kain berwarna putih dan pada waktu dilakukan proses penyinaran
akan menimbulkan gejala pemantulan kembali yang dapat mengakibatkan terjadinya
kekurangan penyinaran. Untuk mengatasi masalah tersebut pada umumnya kain dibuat
berwarna kuning, jingga dan merah. Sehingga kain berwarna digunakan untuk
menghindari terjadinya pemantulan kembali cahaya pada waktu penyinaran
stensil foto sistem direct (langsung), sistem direct/indirect (langsung/tidak langsung),
maupun sistem cappilary (kafilek).


PERSYARATAN KAIN

Untuk memperoleh tingkat resolusi gambar yang terbentuk pada kain (screen)
serta peningkatan definisi hasil ceta sablon, maka diperlukan persyaratan khusus
untuk jenis-jenis kain yang digunakan. Adapun persyaratan-persyaratannya
adalah sebagai berikut :

1. Daya lentur/fleksibilitas.
Karena pada saat dilakukan perentangan pada bingkai cetak kain harus ditarik
untuk mendapatkan tingkat keregangan pada permukaan bingkai serta
pada waktu dilakukan proses pencetakan screen tidak boleh menyentuh bahan cetak,
dengan jarak kira-kira 3-5 milimeter, maka kain haruslah lentur.

2. Pori-pori tidak berubah atau bergeser.
Tujuan utama dari tidak bergesernya pori-pori kain adalah
untuk pengendalian penyaluran tinta cetak.

3. Tahan terhadap bahan kimia.
Selama kain digunakan pada tahapan pencetakan kain selalu berhubungan dengan
bahan kimia seperti stensil foto, tinta cetak, dan bahan pencuci atau pembersih,
maka kain harus dapat tetap bertahan atau tidak mudah rusak.

4. Mudah dibersihkan.
Diharapkan agar kain dapat dipergunakan secara berulang-ulang maka
kain harus mudah dibersihkan.

5. Tahan terhadap gesekan.
Pada waktu digunakan screen akan selalu bersentuhan dengan rakel
yang memiliki variasi derajat kekerasannya.

Dengan demikian gesekan dari rakel tidak dengan mudah mengikis serat kain
yang berdampak pada pengalihan tinta cetak dan mengakibatkan kain mudah rusak.

6. Memiliki keporian yang bervariasi.
Dengan adanya variasi pori-pori screen, maka berbagai bentuk
bahan serta berbagai macam bentuk gambar dapat dicetak dengan cetak sablon

7. Variasi dari tingkat kerapatan screen.

Sangat berpengaruh pada tahapan pengalihan tinta cetak.
Dengan banyaknya variasi yang disediakan untuk jenis-jenis kain diharapkan agar
lapisan film tinta dapat dengan mudah dialihkan
ke atas bahan cetak(media cetak) yang dipergunakan.

PEDOMAN PENGGUNAAN KAIN
Penggunaan kain sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan cetak
serta prosses pengalihan tinta ke atas bahan cetak. Berikut ini ada beberapa pedoman
yang dapat dipergunakan pada teknik cetak yang ditentukan berdasarkan nomor-nomor
yang ada pada screen, diantaranya :
55T : dipergunakan untuk pencetakan di atas bahan handuk dan karung

62T : pencetakan dengan floating pasta atau cetak timbul di atas bahan tekstil khususnya kaos.

77T : untuk pencetakan di atas bahan tekstil seperti kaos, handuk.

90T : pencetakan di atas kain, bagde, dan pencetakan motif halus atau gambar seni
dengan pasta timbul di atas kaos.

120T : pencetakan menggunakan tinta brons emas di atas bahan karton, seng, kayu, kulit,imitasi,
dan kertas.

150T : pencetakan kertas dengan motif blok, imitasi, mika dan stiker.

165T : untuk mencetak di atas bahan kertas dan plastik.

180S : untuk cetak plastik dan kertas halus.

200S : dipergunakan untuk prosses pencetakan model nada lengkap atau halftone.


Penggunaan nomor screen harus diseimbangkan dengan penggunaan bahan cetak, tinta cetak,
kehalusan pori-pori screen, serta jalinan benang percentimeter Semakin besar nomor screen
maka akan semakin kecil pori-pori yang ada pada screen dan
semakin tipis lapisan film tinta yang dialihkan ke atas bahan cetak.
Dan sebaliknya, bila semakin kecil nomor screen maka akan
semakin besar pori-pori screen serta semakin tebal lapisan film tinta yang dialihkan.

Related Posts with Thumbnails
 
layout made by Rindi Khoirusiffa - Paper Templates